Selasa, 12 Januari 2016

Tugas Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu

E N G L I S H
Spiritual
Tokoh
Ideology
Filsafat
Etik
Estetik
Aksiologi
Epistemology
Ontology
Seni
Budaya
Sosiologi
Psikologi
Awam
Grammar
Jenis
Kegunaan
Macam-macam Subjek
Syarat
Ketentuan Khusus
Ada
Mengada
Pengada
TUHAN
-   Georg Wilhelm Friedrich Hegel
-   Ludwig Wittgenstein
-   Levi-Strauss
-   David Hilbert
-    Dialektisme
-    Analitik
-  Strukturalisme
-    Formalis
-    Analitik
-  Strukturalis
-    Dialektis
-    Formalis



Pantas
Subjektif
Nilai moral
-    Spiritual
-    Konsisten
-    Berpikir kritis

Wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
Instrumental,
Gamelan
-    Bahasa
-    Universal
-  Sistematis
Semua
Semua
Seluruh
Tense
Future Perfect Continuous Tense
Menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan terjadi pada waktu yang akan berlngsung selama beberapa waktu di masa yang akan datang
Must, will, shall, may, can
Have been
V-ing
Contoh: check à checking
Modal (can, must, shall. may, can, will
Modal + have + been + V-ing
-    will have been checking
-    must have been checking
-    shall have been checking
-    can have been checking
-    may have been checking
-   Levi-Strauss
-   Georg Wilhelm Friedrich Hegel
-   Ludwig Wittgenstein
-   David Hilbert

-    Strukturalisme
-    Dialektisme
-    Analitik
-   Formalis
-    Analitik
-    Strukturalis
-    Dialektis
-    Formalis

Pantas
Subjektif
Nilai moral
-    Spiritual
-    Konsisten
-    Berpikir kritis

Wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
Instrumental, Gamelan
-    Bahasa
-    Universal
-    Sistematis
Semua
Semua
Seluruh
Tense
Future Perfect Tense
Menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan sudah dikerjakan pada waktu lampau dan akan segera selesai pada waktu yang akan datang.
Must, will, shall, may, can
have
Verb 3
Contoh: Take à taken
Modal (can, must, shall. may, can, will
Modal + have + V3
-       will have taken
-       must have taken
-       shall have taken
-       can have taken
-       may have taken


PROSES EKSTENSI DALAM USAHA MENEMBUS RUANG BAHASA INGGRIS
Minggu, 10 Januari 2016
Refleksi pertemuan ketiga belas (Kamis, 10 Deseember 2015)
Oleh: Vivi Nurvitasari
15701251012

Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Petemuan kuliah Filsafat Ilmu yang dilaksanakan pada tanggal 10 Deseember 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 diruang 306A gedung lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan kelas B dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A. Sistem perkuliahan pada minggu ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya karena pada pertemuan kali ini Pak Marsigit memberikan penjelasan bahwa setiap hal itu memiliki iconnya masing-masing karena setiap yang ada dan yang mungkin ada bisa menjadi icon. Setiap yang ada dan yang mungkin ada itu memiliki ruangnya masing-masing dan memiliki batas atas setiap ruang yang dimilikinya. Hal-hal tersebut terus menerus berusaha dalam menembus ruang dan waktunya.
Diakhir perkuliahan Pak Marsigit meminta mahasiswa untuk membuat tabel menurut masing-masing latar belakang pendidikan S1 sebagai proses dari berpikir dan berfilsafat sehingga dapatmenghasilkan suatu ekstensi yang berbeda-beda dari setiap mahasiswa.
Dalam hal ini, saya mengambil contoh untuk mendefinisikan ruang dari Bahasa Inggris dengan membuat tabel sebagai proses menguraikan ruang-ruang Bahasa Inggris tersebut. Bahasa Inggris merupakan sebuah ruang bagi ruang-ruang yang lain. Pada tabel pertama dimulai dari ruang Bahasa Inggris yang berfungsi sebagai yang ada adalah modal, dari modal tersebut dapat diturunkan ke dalam sebuah ruang lagi yang terdiri dari modal + have + been + V-ing yang berfungsi sebagai ruang mengada. Dari ruang mengada tersebut dapat diturunkan lagi pada ruang pengada yang terdiri dari suatu hasil yaitu “will have been checking; must have been checking; shall have been checking; can have been checking; may have been checking”.
Pada ruang-ruang sebelum adanya ruang yang berfungsi sebagai yang ada tersebut terdapat ruang-ruang lain yang menjadi bagian dari ruang Bahasa Inggris. Ruang-ruang tersebut terletak sebelum ruang ada (modal) dan bergerak kebelakang yang nantinya akan menuju pada akar dari adanya ruang Bahasa Inggris ini. Ruang tersebut ialah ruang ketentuan khusus dari adanya ada yaitu Verb-ing (check à checking), dibelakang ruang ketentuan khusus tersebut terdapat ruang syarat yaitu terdiri dari have been. Dibelakang ruang syarat tersebut terdapat ruang dari macam-macam modal yaitu terdiri dari can, must, shall, may, will.  Semakin ke belakang maka semakin banyak ruang yang dapat diproduksi, misalnya saja dapat dilihat dari tabel pertama yang telah saya buat yaitu terdapat ruang kegunaan yaitu untuk menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan terjadi pada waktu yang akan berlangsung selama beberapa waktu di masa yang akan datang. Pernyataan kegunaan tersebut merupakan turunan dari ruang jenis yaitu Future Perfect Continuous Tense. Ruang jenis tersebut juga merupakan turunan dari ruang grammar yang terdiri dari tense.
Orang awam menyebut semua ruang-ruang yang ada tersebut merupakan keseluruhan atau total. Dalam ruang psikologi juga dikatakan semua atau seluruhnya, juga dalam ruang sosiologi juga disebutkan totalatau keseluruhan dari semuanya. Sedangkan dalam ruang budaya disebutkan bahasa, universal, dan juga sistematis. Dalam ruang seni, semua ruang tersebut bisa dikatakan sebagai suatu instrumental atau gamelan. Untuk ruang ontologinya meliputi wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada. Selanjutnya untuk ruang epistemologinya tersdiri dari konsisten, berpikir kritis, dan spiritual. Pada ruang aksiologi terdapat nilai moral dan dibelakangnya terdapat ruang estetika yang terdiri dari subjektifitas setiap orang. Pada ruang sebelumnya terdiri dari ruang etik yang terdiri dari kepantasan, bahwa sesuatu itu dianggap pantas karena dianggap memiliki estetika sendiri-sendiri menurut pendapat sebagaian orang. Pantasnya suatu modal itu digunakan pada suatu ruang dan waktunya dalam menggunakan modal tersebut.
Ruang filsafat dari modal yang merupakan bagian ruang dari Bahasa Inggris tersebut adalah Analitik Strukturalis, Dialektis, dan Formalis. Untuk ruang ideologi dari modal ialah terdiri dari Dialektisme Analitik, Strukturalisme, dan Formalis. Setiap ideologi yang disebutkan tersebut memiliki tokohnya masing-masing. Untuk dialektisme tokohnya ialah George Wilhelm Friedrich Hegel; tokohnya analitik ialah Ludwig Wittgenstein; untuk struktualisme tokohnya ialah Levi-Strauss; dan untuk tokoh dari formalis ialah David Hilbert. Semua ruang tersebut mengakar pada ruang spiritual yang didalamnya mengarah pada adanya Tuhan maka itulah yang menjadi akar sekaligus menjadi bagian dari setiap bagian ruang yang dimiliki oleh ruang Bahasa Inggris.
Sama halnya hasil definisi dari tabel pertama diatas bahwa pada tabel kedua, proses definisi dimulai dari ruang Bahasa Inggris yang berfungsi sebagai yang ada adalah modal, dari modal tersebut dapat diturunkan ke dalam sebuah ruang lagi yang terdiri dari modal + have + V3 yang berfungsi sebagai ruang mengada. Dari ruang mengada tersebut dapat diturunkan lagi pada ruang pengada yang terdiri dari suatu hasil yaitu “will have taken; must have taken; shall have taken; can have taken; may have taken”.
Pada ruang-ruang sebelum adanya ruang yang berfungsi sebagai yang ada tersebut terdapat ruang-ruang lain yang menjadi bagian dari ruang Bahasa Inggris. Ruang-ruang tersebut terletak sebelum ruang ada (modal) dan bergerak ke belakang yang nantinya akan menuju pada akar dari adanya ruang Bahasa Inggris ini. Ruang tersebut ialah ruang ketentuan khusus dari adanya ada yaitu V3 (take à taken), dibelakang ruang ketentuan khusus tersebut terdapat ruang syarat yaitu terdiri dari have. Dibelakang ruang syarat tersebut terdapat ruang dari macam-macam modal yaitu terdiri dari can, must, shall, may, will.  Semakin kebelakang maka semakin banyak ruang yang dapat diproduksi, misalnya saja dapat dilihat dari tabel kedua yang telah saya buat terdapat ruang kegunaan yaitu untuk menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan sudah dikerjakan pada waktu lampau dan akan segera selesai pada waktu yang akan datang. Pernyataan kegunaan tersebut merupakan turunan dari ruang jenis yaitu Future Perfect Tense. Ruang jenis tersebut juga merupakan turunan dari ruang grammar yang terdiri dari tense.
Orang awam menyebut semua ruang-ruang yang ada tersebut merupakan keseluruhan atau total. Dalam ruang psikologi juga dikatakan semua atau seluruhnya, juga dalam ruang sosiologi juga disebutkan total atau keseluruhan dari semuanya. Sedangkan dalam ruang budaya disebutkan bahasa, universal, dan juga sistematis. Dalam ruang seni, semua ruang tersebut bisa dikatakan sebagai suatu instrumental atau gamelan. Untuk ruang ontologinya meliputi wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada. Selanjutnya untuk ruang epistemologinya terdiri dari konsisten, berpikir kritis, dan spiritual. Pada ruang aksiologi terdapat nilai moral dan dibelakangnya terdapat ruang estetika yang terdiri dari subjektifitas setiap orang. Pada ruang sebelumnya terdiri dari ruang etik yang terdiri dari kepantasan, bahwa sesuatu itu dianggap pantas karena dianggap memiliki estetika sendiri-sendiri menurut pendapat sebagaian orang. Pantasnya suatu modal itu digunakan pada suatu ruang dan waktunya dalam menggunakan modal tersebut.
Ruang filsafat dari modal yang merupakan bagian ruang dari Bahasa Inggris tersebut adalah Analitik Strukturalis, Dialektis, dan Formalis. Untuk ruang ideologi dari modal ialah terdiri dari Dialektisme Analitik, Strukturalisme, dan Formalis. Setiap ideologi yang disebutkan tersebut memiliki tokohnya masing-masing. Untuk dialektisme tokohnya ialah George Wilhelm Friedrich Hegel; tokohnya analitik ialah Ludwig Wittgenstein; untuk struktualisme tokohnya ialah Levi-Strauss; dan untuk tokoh dari formalis ialah David Hilbert. Bagian ruang yang menyebutkan tokoh tersebut bukan berarti bahwa ruang tersebut menjadi ruang terakhir, kesemua ruang tersebut dapat tersusun diperpanjang sampai pangkat yang tak berhingga dan dapat disebut sebagai suatu proses ekstensi.
Semua ruang tersebut mengakar pada ruang spiritual yang didalamnya mengarah pada adanya Tuhan maka itulah yang menjadi akar sekaligus menjadi bagian dari setiap bagian ruang yang dimiliki oleh ruang Bahasa Inggris.
Hasil refleksi diatas tentu akan berbeda-beda apabila dilihat dari setiap latar belakang pendidikan S1 yang dimiliki oleh setiap mahasiswa, karena hasil dari ekstensi tabel yang ditujukan untuk mendefinisikan setiap ruang sebagai usaha menembus ruang dan waktu tersebut juga merupakan bukti bahwa apa yang dipikirkan oleh setiap manusia itu berbeda-beda berdasarkan dari proses filsafatnya .
Maka berdasarkan latar belakang pendidikan S1 saya, berdasarkan apa yang saya pikirkan dalam berfilsafat, refleksi diatas merupakan hasil dari proses berpikir dan berfilsafat tersebut, semoga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan apabila terdapat kesalahan mohon dikoreksi dan saya membuka saran untuk perbaikan hasil refleksi saya ini. Sekian. Terima kasih.

Alhamdullillahirobbil’alamin.
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar