E N G L I S H
|
Spiritual
|
Tokoh
|
Ideology
|
Filsafat
|
Etik
|
Estetik
|
Aksiologi
|
Epistemology
|
Ontology
|
Seni
|
Budaya
|
Sosiologi
|
Psikologi
|
Awam
|
Grammar
|
Jenis
|
Kegunaan
|
Macam-macam Subjek
|
Syarat
|
Ketentuan Khusus
|
Ada
|
Mengada
|
Pengada
|
TUHAN
|
-
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
-
Ludwig
Wittgenstein
-
Levi-Strauss
-
David Hilbert
|
-
Dialektisme
-
Analitik
-
Strukturalisme
-
Formalis
|
-
Analitik
-
Strukturalis
-
Dialektis
-
Formalis
|
Pantas
|
Subjektif
|
Nilai
moral
|
-
Spiritual
-
Konsisten
-
Berpikir
kritis
|
Wadah
dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
|
Instrumental,
Gamelan
|
-
Bahasa
-
Universal
-
Sistematis
|
Semua
|
Semua
|
Seluruh
|
Tense
|
Future
Perfect Continuous Tense
|
Menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan terjadi pada waktu
yang akan berlngsung selama beberapa waktu di masa yang akan datang
|
Must, will, shall, may, can
|
Have been
|
V-ing
Contoh: check à checking
|
Modal (can, must, shall. may, can, will
|
Modal + have + been + V-ing
|
-
will have been checking
-
must have been checking
-
shall have been checking
-
can have been checking
-
may have been checking
|
|
-
Levi-Strauss
-
Georg Wilhelm Friedrich Hegel
-
Ludwig
Wittgenstein
-
David Hilbert
|
-
Strukturalisme
-
Dialektisme
-
Analitik
-
Formalis
|
-
Analitik
-
Strukturalis
-
Dialektis
-
Formalis
|
Pantas
|
Subjektif
|
Nilai
moral
|
-
Spiritual
-
Konsisten
-
Berpikir
kritis
|
Wadah
dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
|
Instrumental, Gamelan
|
-
Bahasa
-
Universal
-
Sistematis
|
Semua
|
Semua
|
Seluruh
|
Tense
|
Future
Perfect Tense
|
Menyatakan suatu peristiwa atau kejadian yang akan sudah dikerjakan pada
waktu lampau dan akan segera selesai pada waktu yang akan datang.
|
Must, will, shall, may, can
|
have
|
Verb 3
Contoh: Take à taken
|
Modal (can, must, shall. may, can, will
|
Modal + have + V3
|
-
will have taken
-
must have taken
-
shall have taken
-
can have taken
-
may have taken
|
PROSES EKSTENSI DALAM USAHA MENEMBUS
RUANG BAHASA INGGRIS
Minggu,
10 Januari 2016
Refleksi
pertemuan ketiga belas (Kamis, 10 Deseember 2015)
Oleh:
Vivi Nurvitasari
15701251012
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Petemuan kuliah Filsafat Ilmu yang dilaksanakan pada tanggal
10 Deseember 2015 jam 07.30 sampai dengan 09.10 diruang 306A gedung lama
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Prodi Pendidikan Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan kelas B dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, M.A.
Sistem perkuliahan pada minggu ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya karena
pada pertemuan kali ini Pak Marsigit memberikan penjelasan bahwa setiap hal itu
memiliki iconnya masing-masing karena setiap yang ada dan yang mungkin ada bisa
menjadi icon. Setiap yang ada dan yang mungkin ada itu memiliki ruangnya
masing-masing dan memiliki batas atas setiap ruang yang dimilikinya. Hal-hal
tersebut terus menerus berusaha dalam menembus ruang dan waktunya.
Diakhir perkuliahan Pak Marsigit meminta mahasiswa untuk
membuat tabel menurut masing-masing latar belakang pendidikan S1 sebagai proses
dari berpikir dan berfilsafat sehingga dapatmenghasilkan suatu ekstensi yang
berbeda-beda dari setiap mahasiswa.
Dalam hal ini, saya mengambil contoh untuk mendefinisikan
ruang dari Bahasa Inggris dengan membuat tabel sebagai proses menguraikan ruang-ruang
Bahasa Inggris tersebut. Bahasa Inggris merupakan sebuah ruang bagi ruang-ruang
yang lain. Pada tabel pertama dimulai dari ruang Bahasa Inggris yang berfungsi
sebagai yang ada adalah modal, dari
modal tersebut dapat diturunkan ke dalam sebuah ruang lagi yang terdiri dari modal + have + been + V-ing yang
berfungsi sebagai ruang mengada. Dari ruang mengada tersebut dapat diturunkan
lagi pada ruang pengada yang terdiri dari suatu hasil yaitu “will have been checking; must have been
checking; shall have been checking; can have been checking; may have been
checking”.
Pada ruang-ruang sebelum adanya ruang yang berfungsi sebagai
yang ada tersebut terdapat ruang-ruang lain yang menjadi bagian dari ruang
Bahasa Inggris. Ruang-ruang tersebut terletak sebelum ruang ada (modal) dan bergerak kebelakang yang
nantinya akan menuju pada akar dari adanya ruang Bahasa Inggris ini. Ruang
tersebut ialah ruang ketentuan khusus dari adanya ada yaitu Verb-ing (check à checking), dibelakang ruang ketentuan khusus tersebut terdapat ruang
syarat yaitu terdiri dari have been.
Dibelakang ruang syarat tersebut terdapat ruang dari macam-macam modal yaitu
terdiri dari can, must, shall, may, will. Semakin ke belakang maka semakin banyak ruang
yang dapat diproduksi, misalnya saja dapat dilihat dari tabel pertama yang
telah saya buat yaitu terdapat ruang kegunaan yaitu untuk menyatakan suatu
peristiwa atau kejadian yang akan terjadi pada waktu yang akan berlangsung selama beberapa waktu di masa
yang akan datang.
Pernyataan kegunaan tersebut merupakan turunan dari ruang jenis yaitu Future Perfect Continuous Tense. Ruang jenis tersebut juga merupakan
turunan dari ruang grammar yang terdiri dari tense.
Orang awam menyebut semua ruang-ruang yang ada tersebut
merupakan keseluruhan atau total. Dalam ruang psikologi juga dikatakan semua
atau seluruhnya, juga dalam ruang sosiologi juga disebutkan totalatau
keseluruhan dari semuanya. Sedangkan dalam ruang budaya disebutkan bahasa,
universal, dan juga sistematis. Dalam ruang seni, semua ruang tersebut bisa
dikatakan sebagai suatu instrumental atau gamelan. Untuk ruang ontologinya
meliputi wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
Selanjutnya untuk ruang epistemologinya tersdiri dari konsisten, berpikir
kritis, dan spiritual. Pada ruang aksiologi terdapat nilai moral dan
dibelakangnya terdapat ruang estetika yang terdiri dari subjektifitas setiap
orang. Pada ruang sebelumnya terdiri dari ruang etik yang terdiri dari
kepantasan, bahwa sesuatu itu dianggap pantas karena dianggap memiliki estetika
sendiri-sendiri menurut pendapat sebagaian orang. Pantasnya suatu modal itu
digunakan pada suatu ruang dan waktunya dalam menggunakan modal tersebut.
Ruang filsafat dari modal yang
merupakan bagian ruang dari Bahasa Inggris tersebut adalah Analitik Strukturalis, Dialektis, dan Formalis. Untuk ruang ideologi
dari modal ialah terdiri dari Dialektisme Analitik, Strukturalisme, dan Formalis.
Setiap ideologi yang disebutkan tersebut memiliki tokohnya masing-masing. Untuk
dialektisme tokohnya ialah George Wilhelm Friedrich Hegel; tokohnya
analitik ialah Ludwig Wittgenstein; untuk struktualisme tokohnya ialah Levi-Strauss; dan untuk tokoh
dari formalis ialah David Hilbert. Semua ruang tersebut mengakar pada ruang
spiritual yang didalamnya mengarah pada adanya Tuhan maka itulah yang menjadi
akar sekaligus menjadi bagian dari setiap bagian ruang yang dimiliki oleh ruang
Bahasa Inggris.
Sama halnya hasil definisi dari tabel pertama diatas bahwa
pada tabel kedua, proses definisi dimulai dari ruang Bahasa Inggris yang
berfungsi sebagai yang ada adalah modal,
dari modal tersebut dapat diturunkan ke dalam sebuah ruang lagi yang terdiri
dari modal + have + V3 yang berfungsi
sebagai ruang mengada. Dari ruang mengada tersebut dapat diturunkan lagi pada
ruang pengada yang terdiri dari suatu hasil yaitu “will have taken; must have taken; shall have taken; can have taken;
may have taken”.
Pada ruang-ruang sebelum adanya ruang yang berfungsi sebagai
yang ada tersebut terdapat ruang-ruang lain yang menjadi bagian dari ruang
Bahasa Inggris. Ruang-ruang tersebut terletak sebelum ruang ada (modal) dan bergerak ke belakang yang
nantinya akan menuju pada akar dari adanya ruang Bahasa Inggris ini. Ruang
tersebut ialah ruang ketentuan khusus dari adanya ada yaitu V3 (take à taken), dibelakang ruang ketentuan khusus tersebut terdapat ruang
syarat yaitu terdiri dari have.
Dibelakang ruang syarat tersebut terdapat ruang dari macam-macam modal yaitu
terdiri dari can, must, shall, may, will. Semakin kebelakang maka semakin banyak ruang
yang dapat diproduksi, misalnya saja dapat dilihat dari tabel kedua yang telah
saya buat terdapat ruang kegunaan yaitu untuk menyatakan suatu peristiwa atau kejadian
yang akan sudah dikerjakan pada waktu lampau dan akan segera selesai pada waktu
yang akan datang.
Pernyataan kegunaan tersebut merupakan turunan dari ruang jenis yaitu Future Perfect Tense. Ruang jenis tersebut juga merupakan turunan dari ruang grammar yang terdiri dari tense.
Orang awam menyebut semua ruang-ruang yang ada tersebut
merupakan keseluruhan atau total. Dalam ruang psikologi juga dikatakan semua
atau seluruhnya, juga dalam ruang sosiologi juga disebutkan total atau
keseluruhan dari semuanya. Sedangkan dalam ruang budaya disebutkan bahasa,
universal, dan juga sistematis. Dalam ruang seni, semua ruang tersebut bisa
dikatakan sebagai suatu instrumental atau gamelan. Untuk ruang ontologinya
meliputi wadah dan isi yang meliputi antara yang ada dan yang mungkin ada.
Selanjutnya untuk ruang epistemologinya terdiri dari konsisten, berpikir
kritis, dan spiritual. Pada ruang aksiologi terdapat nilai moral dan
dibelakangnya terdapat ruang estetika yang terdiri dari subjektifitas setiap
orang. Pada ruang sebelumnya terdiri dari ruang etik yang terdiri dari
kepantasan, bahwa sesuatu itu dianggap pantas karena dianggap memiliki estetika
sendiri-sendiri menurut pendapat sebagaian orang. Pantasnya suatu modal itu
digunakan pada suatu ruang dan waktunya dalam menggunakan modal tersebut.
Ruang filsafat dari modal yang
merupakan bagian ruang dari Bahasa Inggris tersebut adalah Analitik Strukturalis, Dialektis, dan Formalis. Untuk ruang ideologi
dari modal ialah terdiri dari Dialektisme Analitik, Strukturalisme, dan Formalis.
Setiap ideologi yang disebutkan tersebut memiliki tokohnya masing-masing. Untuk
dialektisme tokohnya ialah George Wilhelm Friedrich Hegel; tokohnya
analitik ialah Ludwig Wittgenstein; untuk struktualisme tokohnya ialah Levi-Strauss; dan untuk tokoh
dari formalis ialah David Hilbert. Bagian ruang yang menyebutkan tokoh tersebut
bukan berarti bahwa ruang tersebut menjadi ruang terakhir, kesemua ruang
tersebut dapat tersusun diperpanjang sampai pangkat yang tak berhingga dan
dapat disebut sebagai suatu proses ekstensi.
Semua ruang
tersebut mengakar pada ruang spiritual yang didalamnya mengarah pada adanya
Tuhan maka itulah yang menjadi akar sekaligus menjadi bagian dari setiap bagian
ruang yang dimiliki oleh ruang Bahasa Inggris.
Hasil refleksi
diatas tentu akan berbeda-beda apabila dilihat dari setiap latar belakang pendidikan
S1 yang dimiliki oleh setiap mahasiswa, karena hasil dari ekstensi tabel yang
ditujukan untuk mendefinisikan setiap ruang sebagai usaha menembus ruang dan
waktu tersebut juga merupakan bukti bahwa apa yang dipikirkan oleh setiap
manusia itu berbeda-beda berdasarkan dari proses filsafatnya .
Maka berdasarkan
latar belakang pendidikan S1 saya, berdasarkan apa yang saya pikirkan dalam
berfilsafat, refleksi diatas merupakan hasil dari proses berpikir dan
berfilsafat tersebut, semoga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan
apabila terdapat kesalahan mohon dikoreksi dan saya membuka saran untuk
perbaikan hasil refleksi saya ini. Sekian. Terima kasih.
Alhamdullillahirobbil’alamin.
Wassalamu’alaikum,
Wr, Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar